BUDIDAYA PADI SEHAT

A. Pengolahan Lahan

Lahan / sawah dibajak (luku dan garu) hingga gembur,setelah dibajak.berikan pupuk sp 36 350 kg serta irengan 200 lt.diamkan selama 1-2 minggu. Pada saat didiamkan usahakan air jangan sampai membuang atau biarkan pada kondisi macak macak. Setelah 2 minggu baru bisa ditanami.

B. Penyiapan Benih

  1. Sebelum ditebar rendam benih dengan air yang sudah ditambahkan agropos 1ml/ lt selama 2jam.
  2. Setelah diperam semalam benih bisa disemai/ ditebar pada pagi hari.
  3. Lahan semai alasi dengan plastic atau tanpa alas plastik langsung tebar di lahan yg sudah disiapkan,dan timbun dengan tanah dengan ketebalan 5-10cm.
  4. Setelah ditebar urug dengan tanah tipis
  5. 5 hari setelah tebar semprot dengan agrophos dosis 2m/lt, 6HSS semprot lagi, penyemprotan terakhir 9HSS.
  6. Pada bibit umur 5 hari semprot dengan basmilat untuk mencegah benih sundep dan telurnya berkembang biak.
  7. Pada umur 9-10 hss semprot persemaian dengan natucide untuk mencegah serangan wereng dan mematikan telur werengnya.
  8. Umur 15-18 hss benih sudah bisa dicabut untuk dipindah kelahan yg sudah disiapkan.
  9. Sebelum bibit ditanam lebih baik celupkan bibit tersebut kedalam ember yang sudah berisi air dan pupuk primavit 5 cc. Sebelum dicelup bila akar dipotong 3-5 cm akan menghasilkan daya tumbuh yang cepat.

C. Pupuk dasar, semprot dan penyemprotan pestisida

No Nama pupuk & pestisida            Hari setelah tanam (HST) ml / lt
-4 10 20 30 40 50 60 70 80
1. Irengan & sp 36 200 lt & 250 kg
2. ZK /fertika 150kg /75 kg 5 kg 5 kg
3. AGROPHOS 3 3 3 3 3 3 4 4
4. PRIMAVIT 2 2 2 4 4 5 5 5
5. PRIMARIN B 3 3 4 5 5 5
6. BASMILAT 2 2 2 2 2 2
7. MIKOCIDE 2 2 2 2 2 2 2
8. UREA 30 kg 50 kg 25 kg
9. P3 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
10 ZA 25 kg 10 kg 25 kg
11 NPK 75 kg 75 kg

 D. Pengendalian Hama Penyakit

Pengendalian hama penyakit tanaman padi menjadi kmponen paling utama kedua setelah pupuk karena serangan hama penyakit yang tidak tertanggani dengan baik akan menurunkan hasil produksi bahkan hingga gagal panem.

Macam-macam hama tanam padi :

1.TIKUS
Tikus yang paling sering semyerangadalah dari jenis R,r brevicaudatusatau tikus sawah. Tikus ini selalu membangun sarang sarang pada pematang yang selalu berdekatan dengan sawah yang sedang dikerjakan oleh petani. Masabunting tikus betina selalu bersamaan dengan masa bunting tanaman padi  sekitar umur 2 bulan. Lama bunting tikus rata rata 4 minggu dn setelah beberapa hati anaknya lahir induk langsung kawin.

Pengendalian : pengendalian hama ini dperlukan kerja sama dengan petani lainnnya dengan mencari lubang tikus dan membasmi setiap anak tikus yg ada disarang.Pembasmian dengan umpan juga bisa kerjakan dengan memberi umpan yang telah di beri racun,pada saat memasang umpan usahakan tangan memakai sarung plastik supaya aroma keringan yg menempel diumpan tidak tercium oleh tikus.karena bila tercium tikus tidak akan mau memakan umpan yg sudah diberi racun.Pengendalian lain dengan menyemprot tanaman memakai CLEAROPT 120 sc diseluruh tanaman. penyemprotan clearopt akan menyebabkan tikus tidak krasan tiggal disarang karena baunya yg khas dan menyengat.pada waktu menyemprot bisa mencampurkan sulfur 40 gr pertangki 14 lt.
Bisa juga dengan memakai media kain bekas yang dicelupkan kedalam clearopt kemudian untuk menutup lubang tikus sehingga bila tikus beradang disarangnya akan mati.

2. Hama Ulat Penggerek
Hama ini dapat berkembang dari daerah pantai sampai darah pedalaman hingga ketinggian 400 mdpl,terutama daerah yg curah hujannya antara oktober – nopember kurang dari 200 mm.

Tanda-tanda : Biasanya disertai dengan terbangnya ribuan kupu-kupu kecil berwarna putih terutama pada sore hingga malam hari.selanjutnya kupu-kupu ini akan meletakan telur dibawah daun daun padi yang masih muda dan akan menetas setelah satu minggu menjadi ulat.Ulat ulat ini akan memakan batang dan titik tumbuh padi,stelah habis ulat iini akan berpindah ketanaman lainnya,Serangan hama ini biasanya dikenal dengan hama sundep.

Pengendalian : Begitu dilihat mulai ada kupu-kupu seperti ciri diatas mulai terbang 2 hari kemudian segera semprot tanaman dengan menggunakan basmilat 80 ec ditambah penembus p3 gunanya untuk mematikan telur2 tersebut supaya tidak menetas. Pengendalian pada ulat yg sudah menyerang dilakukan pada sore hari dengan kondisi air macak macak.penyemprotan menggunakan dosis 2 ml / liter air juga dimix dengan p3. Penyemprotan tanaman yg terserang sangat parah interrvalnya 2 hari sekali sebanyak 3 kali atau 9 hari semprot 3 kali. Untuk segera memulihkan tanaman yang sdh rusak pada waktu menyemprot tambahkan pupuk AGROPOS dengan dosis 4 0ml pertangki 14 lt.

3. Hama ulat / kupu-kupu NYMPHULA DEPUNCTALIS
Dipetani hama ini sering disebut juga hama putih palsu,akibat dari serangan ini daun padi tampak keputih putihan,serangan hama ini tidak banyak menimbulkan kerugian atau kerusakan pada tanaman padi.

Pengendalian ; pengendalian hama ini bisa menggunakan Basmilatt 80 ec yg dimix dengan Penembus p3.cukup dengan dosis 2 ml / lt hama ini sdh bisa dikendalikan.

4.Hama wereng coklat ( Nilapervata lugens )
Jenis hama wereng coklat paling banyak menimbulkan kerusakan parah sampau puso atau paling ganas daya rusaknya. Hama ini menyerang tanaman dengan cara menghisap batang padi memakai mooncongnya yg kuat. Hama wereng coklat sangat menyukai tempat tempat yang suasananya lembab dan gelap /teduh.lama telur untuk menetas dibutuhkan waktu 9 hari setelah menetas larva instar I langsung menyerang tanaman,setelah 13 hari larva ini akan berganti kulit dan mulai bersayap kemusian akan bertelur dst.

Pengendalian ; penyemprotan pencegahan dilakukan sejak dari persemaian minimal disemprot dua kali. Apabila sudah menyerang dilahan yang sudah ditanami dapat diemprot dengan menggunakan NATUCIDE 100 EC yang bisa dimix dengan Penembus P3. Bila serangan hama ini populasinya sangat banyak ataudiambang batas dapat dilakukan penyemprotan dengan mengkombinasikan antara NATUCIDE 100 EC DAN CLEAROPT. Dosis masing masing untuk tangki 14 lt 2ml dan 4 ml / lt. Interval penyemprotan 2 hari sekali sebanyak 3 kali aplikasi tanpa jeda atau 3 hari 3 kali semprot.

5. Hama Wereng Hijau ( Nephotettix Apicalis )
Sifat merusak atau daya rusak hama wereng hijau tidak jauh beda dengan wereng coklat, daur hidup jenis wereng ini hampir sama dengan wereng coklat. Pengendalian jenis hama ini sama dengan mengendalikan wereng coklat.Dampak lain dari serangan wereng hijau adalah terserang virus KERDIL RUMPUT yg dibawa oleh wereng hijau.
Pengendalian : untuk mengendalikan hama ini sama dengan mengendalikan wereng coklat

6. Hama Walang sangit ( Leptocorixa acuta )
Hama walang sangit selin merusak tanaman padi juga sering merusak tanaman sorgum bhkan juga kopi.Serangan utama hama ini tertuju pada Bulir bulir padi yang masih muda atau matang susu sering juga menyerang bulir padi yang masih lunak. Mengendalikan serangan walang sangit sangat efektif dipetang atau malam hari dengan memakai lampu karena walang sangit sangat menyukai cahaya lampu dimalam hari. Pembasamian jenis hama ini dapat menggunakan CLEAROPT ATAU BASMILAT bila populasi serangan sangat tinggi dapat dimix antara clearopt dan biagro 60 ec dengan dosis masing-masing 60 ml pertangki 14 lt.

Macam-macam penyakit tanaman padi : 

  1. Tungro
    Tungro adalah penyakit virus pada padi yang biasanya terjadi pada fase pertumbuhan vegetatif dan menyebabkan tanaman tumbuh kerdil dan berkurangnya jumlah anakan. Pelepah dan helaian daun memendek dan daun yang terserang berwarna kuning sampai kuning-oranye. Daun muda sering berlurik atau strip berwarna hijau pucat sampai putih dengan panjang berbeda sejajar dengan tulang daun. Gejala mulai dari ujung daun yang lebih tua. Daun menguning berkurang bila daun yang lebih tua terinfeksi. Dua spesies wereng hijau Nephotettix malayanus dan N.virescens adalah serangga yang menyebarkan (vektor) virus tungro.
    Pengendalian :  Varietas tahan. Penggunaan varietas tahan seperti Tukad Unda, Tukad Balian, Tukad Petanu, Bondoyudo, dan Kalimas merupakan cara terbaik untuk mengendalikan tungro. Rotasi varietas penting untuk mengurangi gangguan ketahanan. Pembajakan di bawah sisa tunggul yang terinfeksi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi sumber penyakit dan menghancurkan telur dan tempat penetasan wereng hijau. Bajak segera setelah panen bila tanaman sebelumnya terkena penyakit. Cabut dan bakar tanaman yang sakit. Ini perlu dilakukan kecuali bila serangan tungro sudah menyeluruh. Bila serangan sudah tinggi maka mungkin ada tanaman yang terinfeksi tungro tapi kelihatan sehat. Mencabut tanaman yang terinfeksi dapat mengganggu wereng hijau sehingga makin menyebarluaskan infeksi tungro.
    Tanam benih langsung (Tabela): Infeksi tungro biasanya lebih rendah pada tabela karena lebih tingginya populasi tanaman (bila dibandingkan tanam pindah). Dengan demikian wereng cenderung mencari dan makan serta menyerang tanaman yang lebih rendah populasinya.Tanam serempaUpayakan petani tanam serempak. Ini mengurangi penyebaran tungro dari satu lahan ke lahan lainya karena.stadium tumbuh yang relatif seragam. Bera atau rotasi. Pertanaman padi terus-menerus akan meningkatkan populasi wereng hijau sehingga sulit mencegah infeksi tungro. Adanya periode bera atau tanaman lain selain padi dapat mengurangi populasi wereng hijau dan ketersediaan inang untuk virus tungro. Penyemprotan untuk menghentikan laju serangan virus ini dapat menggunakan aktor-9 yg dimix dengan Pimavit untuk mendapatkan hasil terbaik.

2. Hawar Bakteri ( Bacterial Blight )
Hawar Bakteri (HB) atau Hawar Daun Bakteri (HDB) merupakan penyakit yang dapat menginfeksi bibit dan tanaman tua. Bila HB terjadi pada tanaman muda disebut kresek dan bila terjadi pada tanaman tua disebut hawar daun. Tanaman yang terinfeksi kehilangan areal daun dan menghasilkan gabah yang lebih sedikit dan hampa. Pada pembibitan, daun yang terinfeksi berubah hijau keabu-abuan menggulung dan akhirnya mati.
Pengendalian : Gunakan varietas tahan. Ini adalah cara yang paling efektif dalam mengendalikan penyakit. Pemupukan lengkap Penyakit semakin parah bila pupuk Nitrogen dipakai secara berlebihan, tanpa P dan K. infeksi bibit terjadi melalui luka dan kerusakan bagian tanaman. Penanganan yang buruk atau angin kencang dan hujan dapat menyebabkan tanaman sakit. Penyakit menyebar melalui kontak langsung antara daun sehat dengan daun sakit melalui air dan angin. Penyemprotan menggunakan fungisida yg juga bersifat bakterisida lebih efektif,pada waktu pengendalian kuratif ini dapat menggunakan mikocide 70 wsc dengan dosis 30—40 ml pertangki 14 lt.

E. Kebutuhan Perhektar
Irengan           : 200 lt
Agrophos       : 14 botol ( 7 lt )
Primavit          : 10 botol ( 5 lt )
Primarin B      : 8 botol (2 lt )
BASMILAT      : 8 botol ( 4 lt )
MIKOCIDE      :  8 botol ( 4 lt )
P3                    : 1 botol 250 ml
KALSI +          : 4 kg
Fertika            : 75 kg
Aktor-9           : 1 botol 250 ml

NB : Air untuk menyemprot dan mengocor sebaiknya menggunakan air sumur yg steril jangan menggunakan air irigasi dari sungai karena dikawatirkan airnya sudah tercemar bibit hama dan penyakit dari hulu yang terkadang petani membuang tanaman atau buah yang terserang penyakit ke sungai.

 

 

 

 

 

 

 

admin

admin

Leave a Reply