Bawang merah  (Allium cepa var ascalonicum (L) Back ) merupakan sejenis tanaman yang menjadi bumbu berbagai masakan di dunia, berasal dari Iran,pakistan, dan pegunungan-pegunungan di sebelah utaranya, kemudian dibudidayakan di daerah dingin, sub-tropis maupun tropis. Umbi bawang dapat dimakan mentah, untuk bumbu masak, acar, obat tradisional, kulit umbinya dapat dijadikan zat pewarna dan daunnya dapat pula digunakan untuk campuran sayur. Bunga merah merupakan bunga majemuk berbentuk tandan yang bertangkai dengan 50-200 kuntum bunga. Pada ujung dan pangkal tangkai mengecil dan di bagian tengah menggembung, bentuknya seperti pipa yang berlubang di dalamnya. Tangkai tandan bunga ini sangat panjang, lebih tinggi dari daunnya sendiri dan mencapai 30–50 cm. Bunga bawang merah termasuk bunga sempurna yang tiap bunga terdapat benang sari dan kepala putik. Bakal buah sebenarnya terbentuk dari 3 daun buah yang disebut carpel, yang membentuk tiga buah ruang dan dalam tiap ruang tersebut terdapat 2 calon biji.Buah berbentuk bulat dengan ujung tumpul. Bentuk biji agak pipih. Biji bawang merah dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif ( wikipedia ).

Tahapan – Tahapan budidaya bawang merah 

I. PENGOLAHAN TANAH

  1. Tanah dibajak/ dicangkul hingga gembur
  2. Buat bedengan membujur dari barat ke timur atau utara ke selatan
  3. Tebar pupuk SP 20 kg diatas pupuk kompos dan timbun dengan tanah
  4. Semprot semua bedengan dengan IRENGAN sebanyak 30 lt ( larutkan lebih dulu)
  5. Diamkan kurang lebih 3-5hari agar tanah benar-benar siap ditanami
  6. Lebar bedengan 100-120cm

II. PENYIAPAN BENIH

  1. Umur benih sudah cukup
  2. Seleksi benih yang baik dan sehat
  3. Benih yang cacat jangan ditanam
  4. Sebelum ditanam celupkan benih kedalam larutan GIBRACO selama 15 menit.

III. PERSIAPAN TANAM

  1. Sebelum bedengan ditanami semprot dulu bedengan dengan AGROPHOS dan VITA +
  2. Penanaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari
  3. Jarak tanam dapat menggunakan 22atau 25 cm
  4. Ph tanah yang ideal 6-7

IVPEMELIHARAAN

  1. Penyiraman
    a. Penyiraman setiap pagi atau sore hari bila tanam di musim kemarau
    b. Usahakan tanah tetap basah karena tanaman ini tidak tahan kekeringan
    c. Pada fase pembentukan umbi ketersediaan air harus cukup

2. Pemupukan

  1. Pupuk Dasar

a. 3 hari sebelum tanam Irengan : 30 lt, SP: 20 kg, Kapur: 250 kg

b.  Semprot pupuk diatas dengan VITA + sebelum ditutup dengan tanah.

c  10 hari sebelum tanam : ZA : 2 kg, ZK/KCL: 20 kg, NPK: 10kg

d. Semprot ke 3 pupuk tersebut dengan AGROPHOS dan VITA+

2. Pupuk Susulan

Pupuk susulan diberikan pada 15 hst :ZA : 15 kg, SP: 20 kg,NPK: 10 kg

3. Pupuk Kocor / Siram

Pupuk siram dimulai pada 7-10 hst sampai tanaman berumur 45 hari setelah tanam
Jenis pupuk dan dosis per 14 liter air untuk umur 7-21 hst: AGROPHOS : 50ml,  PRIMAVIT 50 ml, IRENGAN : 70 ml.
Jenis pupuk dan dosis per 14 lt air untuk umur 28-49 hst (pupuk semprot): AGROPHOS: 60 ml, SUPER KNO: 2 SDK MKN , PRIMARIN B: 50 ml,
Pupuk KALSI+ disemprotkan tunggal tidak boleh di campur minimal 3x selama periode tanam yaitu pada  30 hst, 40 hst dan 50 hst dengan dosis 2 sendok makan penuh.
HIGROOT diberikan pada umur 40 dan 50 hst aplikasi disemprot dengan dosis 1 – 1.5 sdk teh.

V. PERAWATAN 

  1. Bersihkan gulma sekitar tanaman
  2. Sulam benih yang mati secepatnya
  3. Jaga bedengan jangan sampai kering
  4. Hindari penyiraman dan penyemprotan pada siang hari karena akan terjadi penguapan yang besar-besaran

VI. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT BAWANG MERAH

  1. Hama Tanaman Bawang Merah
    Hama yang sering menyerang antara lain: ulat tentara, lalat umbi, ulat penggerek, trhip, ulat benang (grandong) dan lain-lain.
    Pengendalian dapat menggunakan BASMILAT 80 EC atau BIAGRO 60 EC dan diulang dengan menyesuaikan intensitas serangan.2. Penyakit tanaman bawang merah
    Penyakit yang sering menyerang antara lain bercak daun, busuk leher, busuk umbi, layu fusarium, embun upas, berpilin lantraknosa, trotol dll. Pengendalian bercak daun, busuk leher, busuk umbi dapat menggunakan DETACIDE 60 SG dengan dosis 2 sendok makan. per tangki 14 lt.
    Pengendalian berpilin kontraknosa/ngoser, trotol, embun upas dapat menggunakan MIKOCIDE 70 WSC dimix dengan CLEAROPT 20 sc dengan dosis 60 ml dan 50 ml / tangki 14 liter.

    VII. Tabel Pupuk dasar, Kocor, Susulan

    No Jenis Pupuk Pupuk Dasar Pupuk Susulan Pupuk Kocor Pupuk Semprot Keterangan
    -15 -10 15hst 7 hst 14 hst 21 hst 28 hst 35 hst 45 hst
    1 IRENGAN 30 lt 70 ml 70 ml 70 ml Per 1000m²

    AGROPHOS 4 btl @500 ml

    PRIMARIN B 2 btl @ 500 ml

    VITA + 1 btl 1000 ml

    KALSI+ 1 bks 1 kg

    IRENGAN 31 lt

    PRIMAVIT3 BTL@ 500 ML

    HIGROOT 110 gr
    PLUS KNO 1 kg

    2 ZA 20 kg 15 kg 50 gr 50 gr 50 gr 25 gr 25 gr 25 gr
    3 SP 20 kg 20 kg
    4 KCL/ZL 20 kg
    5 NPK 10 kg 10 kg 50 gr 50 gr 50 gr
    6 Kapur 250 kg 20 ml 20 ml 20 ml 20 ml 30 ml 30 ml
    7 AGROPHOS 20 ml 50 ml 50 ml 50 ml 50 ml 50 ml 50 ml
    8 VITA+ 20 ml
    9 PRIMARIN B 20 gr 20 gr 20 gr 20 gr
    10 KALSI +
    11 PRIMAVIT 50 ml 50 ml 50 ml
    12 HIGROOT 10 gr 10 gr
    13 PLUS KNO 60 gr 60 gr 40 gr 40 gr 40 gr

   NB : Air untuk menyemprot dan mengocor tanaman sebaiknya menggunakan air sumur jangan menggunakan air sungai karena air dari sumur lebih steril dari cemaran bibit hama penyakit sedangkan air sungai lbh banyak tercemar bibit hama penyakit dari kebiasaan petani yang sering membuang tanaman atau buah yang terserang penyakit kedalam sungai sehingga hanyut sampai hilir.